Gelap Mata di Kurau: Enam Anak Dianiaya Oknum Penegak Hukum

oleh -85 Dilihat

Bangka Tengah, hukumtembak.com – Bayangan malam di Desa Kurau, Bangka Tengah, menjadi saksi bisu tindakan yang merenggut rasa aman. Enam anak di bawah umur, yang sebagian besar masih berbalut seragam sekolah, menjadi korban kekerasan brutal yang diduga dilakukan oleh tiga oknum aparat penegak hukum.

Peristiwa pilu ini bagai petir di siang bolong, mengejutkan warga dan melukai hati nurani.

banner 336x280

Menurut kesaksian AL (16), salah satu korban, kejadian bermula dari candaan melempar kembang api.

“Kami niatnya bercanda, bukan mau melempar mereka,” ungkapnya lirih, mencoba merangkai kembali pecahan memori tragis.

Namun, kembang api yang tak mengenai sasaran justru jatuh di jalan, memicu amarah oknum tersebut. Tanpa basa-basi, pengejaran pun dimulai. Seperti anjing yang dilepas dari tali, tiga oknum aparat itu memburu AL dan rekannya.

“Kami langsung dipepet, tangan saya ditarik, lalu saya dipukul,” cerita AL, matanya menerawang.

Puncaknya, mereka diseret ke sebuah gang kecil nan gelap, jauh dari mata publik. Di sanalah, pemukulan dan kekerasan verbal dimulai, menciptakan neraka kecil bagi para remaja yang tak berdaya.

Tak hanya itu, oknum tersebut juga memaksa AL untuk menghubungi rekan-rekannya yang lain. Dengan nada mengancam, mereka meminta agar kawan-kawan AL kembali, atau “tidak dibalik lagi.” Ancaman ini bagai pisau yang menusuk hati, membuat AL dan kawan-kawan yang lain dilanda kepanikan.

Saat teman-teman mereka tiba, tanpa ada penjelasan, mereka langsung diseret dan dipukuli.

“Kawan saya dicekik, ditampar, bahkan di-smackdown,” kenang AL, suaranya bergetar.

Hantaman dan tendangan seakan menjadi sarapan pagi, sementara kata-kata kotor menjadi bumbu yang menyakitkan. Perlakuan keji ini baru berhenti setelah Kepala Desa setempat datang menengahi, bagai malaikat yang turun dari langit untuk melerai kegilaan yang terjadi.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait kasus dugaan penganiayaan ini. Namun, peristiwa ini telah menyisakan luka mendalam bagi para korban dan keluarganya.

Luka fisik mungkin akan sembuh, tetapi trauma psikologis akan menjadi bayangan panjang yang terus menghantui. Kasus ini menjadi alarm bagi semua pihak, bahwa kekuasaan tidak boleh disalahgunakan untuk melukai, melainkan untuk melindungi. (**).

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.